Kalau masih rejeki barang yang sudah hilang bisa balik kembali.
Di suatu pagi hari Senin tanggal 10 September 2012. Setelah pulang ngantar sekolah anaku, Aku tidak mendapati Galaxy Tab ku, Aku diam sejenak dan berfikir kemana gerangan itu HP ku, lalu aku menyuruh isteriku untuk mencoba memanggil nomor HP ku, tetapi setelah tiga kali tidak ada yang ngangkat, dan tidak ada pula bunyi dering HPku, akhirnya aku suruh istriku untuk mengulangi lagi, ternyata ada yang ngangkat bapa-bapa. Bukan main kagetnya kok Hp ku sudah ditangan orang lain. Lalu aku berbicara dengan bapa-bapa tersebut dan aku bilang bahwa itu HP miliku, dan alhamdulillah bapa tersebut mempunyai itikad baik dengan cara memberi alamat kepadaku, Orang itu namanya adalah pak Dede penjual maina anak-anak dan kembang gula di Desa Bojong Oncom, kira-kira 5 KM dari rumahku, setelah janjian aku mencari alamat tersebut dan alhamdulillah tidak terlalu susah untuk menemukan alamatnya. Setibanya di depan kantor kelurahan Bojong Oncom mobilku berhenti dan aku langsung menanyakan orang yang bernama pak Dede kepada seorang tukang jualan. dan aku ditunjukan bahwa pak Dede lagi jualan di depan TPA kira-kira terhalang beberapa rumah dari Kantor Kelurahan.
Setelah aku melihat ada yang jualan mainan, aku yakin bahwa inilah yang namanya pak Dede, kemudian aku sapa "Assalamu alaikum , apakah bapak yang bernama pak Dede" "Iya saya" Jawab pak Dede. saya bilang saya yang tadi tilpon bapak' setelah beberapa saat basa-basi akhirnya pak Dede bercerita bahwa HP tersebut ditemukan oleh pedagang es krim keliling temannya di Komplek perumahan tempatku tinggal.
Kemudian bapak tersebut memberikan Galaxy Tab miliku. dan alhamdulillah HP tersebut kini kembali ke tanganku. sekedar mengucapkan terima kasih aku memberikan sedikit uang untuk mereka berdua, tetapi mereka menolak, saya katakan "terimalah ini sebagai ucapan terima kasih" akhirnya bapak itu mau menerimanya.
Sejenak aku berpikir kok HP ku bisa bisa berpindah tangan, Setelah dipikir-pikir aku baru ingat ternyata kemarin selagi mengunci pintu gerbang HP ku ditaro diatas mobil. begitu selesai aku langsung masuk rumah. dan mungkin tadi pagi selagi ngantar anak saya sekolah HP itu jatuh di sekitar rumah saya, dan alhamdulillah ditemukan oleh orang baik, semoga Allah menggantinya dengan kebaikan yang banyak.
Hikmah dari kisah ini adalah apabila masih rejeki kita, ternya barang itu bisa balik lagi ke tangan kita, coba bayangkan kalau ketemu dengan orang yang tidak ada itikad baik atau HP ku Low Batt. wah jadi susah deh jadinya.
Selamat Datang Di Web Pribadi Asep Sobara
Web ini berisi tentang pengalaman-pengalaman pribadi, yang sebenarnya sih biasa-biasa dan tidak ada kelebihannya sedikitpun. namun dengan adanya blog pribadi ini setidak-tidaknya saya bisa menumpahkan dan mengumpulkan pengalaman-pengalaman masa lalu yang mungkin berkesan bagi saya sendiri.
Wassalam,
Asobara
Wassalam,
Asobara
Senin, 10 September 2012
Senin, 02 Februari 2009
Pengangguran 6 bulan
Setelah aku dinyatakan tidak lulus ujian masuk proyek perintis 1, aku berfikir apakah masuk Perguruan tinggi swasta atau ikut lagi tahun depan, yah udah deh tunggu tahun depan aja siapa tahu soalnya bisa lebih mudah, dan akupun mempersiapkan diri belajar lagi dari sekarang.
Tapi ternyata boro-boro belajar, kenyataannya aku malah sering nongkrong sama teman-teman, kadang-kadang nginep di rumah teman, kadangkala begadang sampai pagi.
Abis apalagi ya kuliah kagak kerja apalagi...yah udah nongkrong (tapi jangan diikutin yah)..
Tapi ternyata boro-boro belajar, kenyataannya aku malah sering nongkrong sama teman-teman, kadang-kadang nginep di rumah teman, kadangkala begadang sampai pagi.
Abis apalagi ya kuliah kagak kerja apalagi...yah udah nongkrong (tapi jangan diikutin yah)..
Bermula dari Organ mainan
Di Cicadas ada sebuah toko buku dan alat-alat tulis namanya "Toko Kings", selain buku, alat tulis dan aksesoris lainnya, disana ada juga banyak mainan anak-anak dari boneka, mobil-mobilan dan segala macem deh, cuma yang aku tertarik ada sebuah organ kecil yang tutnya berwarna lagi,
waktu itu harganya cuma 8 ribuan.
Karena keinginanku belajar organ yang sangat kuat akhirnya kubeli organ mainan itu...
dari situ aku pindahkan chord yang ada di gitar menjadi chord yang ada di organ, aku cobain semua dari chord C, Am, Dm, G, F, E, dll. Aku juga belajar tangga nada do re mi dst, juga belajar memainkan lagu "Ibu Kita Kartini" (namanya pingin bisa tapi nggak ada biaya).
Suatu ketika aku penasaran ingin membongkar organ itu, apa isinya kok bisa bunyi, dengan berbekal obeng aku keluarkan baterenya dan kulihat isinya ternyata ada sebuah blower kecil yang mana kalau tutnya ditekan lalu menimbulkan angin yang berhembus ke lempengan logam seperti harmonika, dari situlah tibul bunyi...(oh begitu).
waktu itu harganya cuma 8 ribuan.
Karena keinginanku belajar organ yang sangat kuat akhirnya kubeli organ mainan itu...
dari situ aku pindahkan chord yang ada di gitar menjadi chord yang ada di organ, aku cobain semua dari chord C, Am, Dm, G, F, E, dll. Aku juga belajar tangga nada do re mi dst, juga belajar memainkan lagu "Ibu Kita Kartini" (namanya pingin bisa tapi nggak ada biaya).
Suatu ketika aku penasaran ingin membongkar organ itu, apa isinya kok bisa bunyi, dengan berbekal obeng aku keluarkan baterenya dan kulihat isinya ternyata ada sebuah blower kecil yang mana kalau tutnya ditekan lalu menimbulkan angin yang berhembus ke lempengan logam seperti harmonika, dari situlah tibul bunyi...(oh begitu).
Gagal masuk Proyek Perintis 1
Ketika hasil ujian SMA diumumkan, namaku tercantum di daftar pengumuman kelulusan, walau dengan nilai pas-pasan aku seneng juga sih.
Ketika babak baru dimulai, aku mendaftarkan diri sekedar untuk mengikuti seleksi masuk Perguruan Tinggi, Pagi-pagi sekali aku sudah antri beli formulir di ITB, Selagi daftar aku pilih Astronomi ITB dan Kesenian IKIP. Waktu itu namanya Proyek Perintis 1.
Tapi mungkin nasib belum memihak..., akupun gagal masuk Perguruan Tinggi, padahal, bimbingan tes di KSM aku ikut.
Tapi nggak apa-apa deh....! namanya juga nyoba...
Ketika babak baru dimulai, aku mendaftarkan diri sekedar untuk mengikuti seleksi masuk Perguruan Tinggi, Pagi-pagi sekali aku sudah antri beli formulir di ITB, Selagi daftar aku pilih Astronomi ITB dan Kesenian IKIP. Waktu itu namanya Proyek Perintis 1.
Tapi mungkin nasib belum memihak..., akupun gagal masuk Perguruan Tinggi, padahal, bimbingan tes di KSM aku ikut.
Tapi nggak apa-apa deh....! namanya juga nyoba...
Jumat, 23 Januari 2009
Bass betot dan Scalf Country
Suatu ketika di Lemahneundeut kampung temenku Asep Sayagir,...akan diadakan acara Agustusan, seperti biasa grup kita disuruh nampil, pada penampilan kali ini bukan Trio lagi, seperti yang dulu-dulu, yang membawakan lagu balada...tetapi kami membuat Group baru yang namanya "Scalf Country" konon nama "scalf" ini adalah diambil dari nama kulit kepala suku indian yang apabila sudah ditaklukan oleh suku Indian lainnya, begitu kata yang memberi nama grup ini "Asep Sayagiri".
Formasi kami berenam (kalau nggak salah), saat aku tidak memainkan gitar lagi, tapi kebagian
main Bass Betot ( Contra Bass ) , tapi nggak apa-apa yang penting PeDe aja deh, walaupun baru pertama kali megang Bass.
Justru yang saya herankan itu temen saya gimana cara bawanya, padahal Bassnya kan gede banget...apa naik motor?, naik angkot?atau digotong nggak tau deh,.. padahal pinjamnya jauh dari SMA 9. Tapi yang penting aku tinggal make doang...(nggak tanggung jawab nganterin...).
Sewaktu kita mentas kita bawain lagunya Iwan Fals "Rimba Raya tak bersahabat lagi" dan lagu barat country yang iramanya Waltz, ditambah satu lagu dari Kalikausar.
Ada temenku Juliman namanya, dia inilah yang pegang biola.
Pertama pegang biola dia tanya saya "bagaimana cara setem senar biola?" aku bilang " samain aja ama gitarku ini.." eh dia nurut aja padahal aku nggak tau bener apa enggak yah?.
Waktu mentas lumayan juga dapat sambutan, minimal tepuk tangan dah. dari pada sepi....
Emang setelah selesai mentas di Lemahneundeut, kita banyak nampil di beberapa tempat (dari gang ke gang, maklum di daerah Cicadas).
Ketika aku ingat masalah setelan biola temenku itu, aku jadi pingin ketawa,...karena setelan senar biola itu salah bukan "E B G D"seperti senar gitar tetapi seharusnya "G D A E". Untung nggak waktu itu nggak ketemu Idris Sardi... kalau ketemu diketawain deh.
Senin, 19 Januari 2009
TARKA (Taruna Karya)
Kegiatanku di rumah tidak jauh dari urusan sekolah, main gitar dan kadang-kadang nongkrong bersama sam teman-temanku.
Tetapi disamping itu akupun selalu mengikuti kegiatan TARKA (Taruna Karya), kalau sekarang Karang Taruna.
Aku biasanya mulai sibuk apabila mendekati bulan Agustus, karena pasti ada anak-anak TARKA yang mulai pada latihan kesenian, pasti ramai deh.
Kadang-kadang rumahku menjadi markas tempat kegiatan anak-anak TARKA yang pada latihan kesenian seperti tari, vocal group dan lain-lain. Tetapi untungnya ada temanku lain RT namanya Kang Budi, nah dia inilah yang paling aktif dan kebetulan jadi Ketua TARKA, Selagi Kang Budi jadi Ketua TARKA, aku Seksi Keseniannya.
Kang Budi ini selain merangkap Ketua TARKA, dia menjadi pelatih Operet di RW ku, waktu itu mau ada pementasan operet judulnya "Operet Dracula" karya Harry Roesli. Karena waktu susah mencari pemain, maka kami panitia agustusan terpaksa juga ikut jadi pemeran, lucu juga sih, karena kita juga nggak main operet, cukup waktu 2 minggu kita latihan (untung bisa juga).
Kenapa kita panitia agak lancar meraninnya, karena tahun sebelumnya kita pernah main operet "Ken Arok" karya Harry Roesli juga.
Terkadang lucu juga pas kita mentas pada bingung memerankan cerita operetnya, abis kita kan tidak nonton operet aslinya tapi cuma denger dari dari kaset, yah akhirnya ngarang-ngarang sendiri aja gerakannya yang penting lucu, tapi herannya sukses juga tuh acara Agustusan waktu itu.
Tetapi disamping itu akupun selalu mengikuti kegiatan TARKA (Taruna Karya), kalau sekarang Karang Taruna.
Aku biasanya mulai sibuk apabila mendekati bulan Agustus, karena pasti ada anak-anak TARKA yang mulai pada latihan kesenian, pasti ramai deh.
Kadang-kadang rumahku menjadi markas tempat kegiatan anak-anak TARKA yang pada latihan kesenian seperti tari, vocal group dan lain-lain. Tetapi untungnya ada temanku lain RT namanya Kang Budi, nah dia inilah yang paling aktif dan kebetulan jadi Ketua TARKA, Selagi Kang Budi jadi Ketua TARKA, aku Seksi Keseniannya.
Kang Budi ini selain merangkap Ketua TARKA, dia menjadi pelatih Operet di RW ku, waktu itu mau ada pementasan operet judulnya "Operet Dracula" karya Harry Roesli. Karena waktu susah mencari pemain, maka kami panitia agustusan terpaksa juga ikut jadi pemeran, lucu juga sih, karena kita juga nggak main operet, cukup waktu 2 minggu kita latihan (untung bisa juga).
Kenapa kita panitia agak lancar meraninnya, karena tahun sebelumnya kita pernah main operet "Ken Arok" karya Harry Roesli juga.
Terkadang lucu juga pas kita mentas pada bingung memerankan cerita operetnya, abis kita kan tidak nonton operet aslinya tapi cuma denger dari dari kaset, yah akhirnya ngarang-ngarang sendiri aja gerakannya yang penting lucu, tapi herannya sukses juga tuh acara Agustusan waktu itu.
Mangle
Kalau kita pernah tinggal di Bandung atau disekitar Jawa Barat, mungkin kita pernah mendengar sebuah kata "Mangle",... apaan itu ya?, Mangle adalah majalah berbahasa Sunda yang beredar di sekitar Bandung dan Jawa Barat. Kebetulan ibuku juga berlangganan majalah ini.
Di dalam majalah ini ada salah rubrik yang namanya "Ha Ha Ha" yang mana isi rubrik ini berupa dialog lucu yang ringkas tetapi menggelitik.
Suatu waktu, aku dan temanku Erid Ridwan iseng-iseng ngirim artikel lucu untuk rubrik ini,
aku ngirim 1 artikel dan temanku 1 artikel, tapi yang namanya iseng aku dan temanku tidak mengharap banyak untuk diterima. Tetapi sekitar 2 minggu kemudian aku dan Erid dapat kabar dari Kantor Pos bahwa artikelku dan juga artikel temanku diterima, bukan main senangnya waktu itu, selain dapat majalah Mangle gratis aku juga akan mendapat honor Rp. 1.500,- (kalau nggak salah).
Dua hari kemudian sepulang dari sekolah, kami berdua pergi untuk mengambil Honor dan Majalah gratis ke redaksi Mangle di Jl. Lodaya Bandung. Dan Alhamdullilah kami diterima dengan baik dan pulangnya dapat Majalah Mangle gratis yang didalamnya ada artikel bikinan kami dan tidak lupa juga kami honorarium, lumayan lah bisa buat ongkos seminggu.
Di dalam majalah ini ada salah rubrik yang namanya "Ha Ha Ha" yang mana isi rubrik ini berupa dialog lucu yang ringkas tetapi menggelitik.
Suatu waktu, aku dan temanku Erid Ridwan iseng-iseng ngirim artikel lucu untuk rubrik ini,
aku ngirim 1 artikel dan temanku 1 artikel, tapi yang namanya iseng aku dan temanku tidak mengharap banyak untuk diterima. Tetapi sekitar 2 minggu kemudian aku dan Erid dapat kabar dari Kantor Pos bahwa artikelku dan juga artikel temanku diterima, bukan main senangnya waktu itu, selain dapat majalah Mangle gratis aku juga akan mendapat honor Rp. 1.500,- (kalau nggak salah).
Dua hari kemudian sepulang dari sekolah, kami berdua pergi untuk mengambil Honor dan Majalah gratis ke redaksi Mangle di Jl. Lodaya Bandung. Dan Alhamdullilah kami diterima dengan baik dan pulangnya dapat Majalah Mangle gratis yang didalamnya ada artikel bikinan kami dan tidak lupa juga kami honorarium, lumayan lah bisa buat ongkos seminggu.
Langganan:
Postingan (Atom)